Perilaku Walang Sangit
1. PERILAKU KAWIN WALANG SANGIT
- Betina mengeluarkan feromon untuk menarik pejantan.
- Proses kawin dapat berlangsung selama beberapa jam.
- Setelah kawin, betina akan mencari tempat yang cocok untuk bertelur, biasanya pada daun padi.
- Setelah molting terakhir, walang sangit mencapai tahap dewasa.
- Walang sangit dewasa memiliki sayap yang berkembang penuh dan dapat terbang.
- Masa hidup walang sangit dewasa berkisar antara 30-40 hari.
- Betina dewasa dapat menghasilkan hingga 200 telur selama masa hidupnya.
- Proses kawin dan bertelur biasanya terjadi pada malam hari.
2. POLA MAKAN
- Walang sangit terutama aktif makan pada pagi dan sore hari, serta malam hari.
- Mereka menghisap cairan dari bulir padi yang sedang berkembang, terutama saat fase matang susu.
- Satu ekor walang sangit dapat merusak 25 bulir padi per hari.
3. AKTIVITAS HARIAN
- Walang sangit cenderung bersembunyi di bagian bawah tanaman padi selama siang hari yang panas.
- Mereka menjadi lebih aktif pada sore hari dan sepanjang malam.
- Aktivitas terbang lebih sering terjadi pada malam hari, terutama saat mencari makanan atau pasangan
4. MEKANISME PERTAHANAN
- Ketika merasa terancam, walang sangit mengeluarkan bau yang sangat menyengat.
- Bau ini berfungsi untuk mengusir predator dan sebagai sinyal bahaya bagi walang sangit lainnya.
- Mereka juga dapat dengan cepat menjatuhkan diri atau terbang untuk menghindari bahaya.
5. PERILAKU SOSIAL
- Walang sangit cenderung hidup berkelompok, terutama saat makan dan bertelur.
- Komunikasi antar individu dilakukan melalui feromon dan getaran.
- Perilaku berkelompok ini dapat meningkatkan keberhasilan dalam mencari makanan dan menghindari predator.
6. RESPON TERHADAP LINGKUNGAN
- Walang sangit sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan kelembaban.
- Mereka lebih aktif pada kondisi yang hangat dan lembab.
- Cuaca yang terlalu panas atau dingin dapat mengurangi aktivitas mereka.
7. POLA MIGRASI
- Walang sangit dewasa dapat terbang ke jarak yang cukup jauh untuk mencari sumber makanan baru.
- Migrasi biasanya terjadi saat tanaman padi di area asal mulai menua atau setelah panen.
- Pola migrasi ini memungkinkan mereka untuk menemukan tanaman padi yang masih muda di area lain.
8. INTERAKSI DENGAN TANAMAN INANG
- Walang sangit memiliki kemampuan untuk mendeteksi tanaman padi yang sedang dalam fase pengisian bulir.
- Mereka lebih memilih varietas padi yang memiliki bulir lebih besar dan lunak.
- Kerusakan pada tanaman tidak hanya disebabkan oleh aktivitas makan, tetapi juga oleh enzim yang dikeluarkan saat menusuk bulir padi.
Pemahaman mendalam tentang perilaku dan kebiasaan walang sangit ini dapat dimanfaatkan dalam pengembangan strategi pengendalian yang lebih efektif. Misalnya:
Penggunaan perangkap feromon untuk menarik dan menangkap walang sangit jantan.
Pemanfaatan bau-bauan tertentu yang dapat mengusir walang sangit dari area pertanaman.
Pengaturan waktu aplikasi insektisida berdasarkan pola aktivitas harian walang sangit.
Pengembangan varietas padi yang kurang disukai oleh walang sangit.
Implementasi teknik budidaya yang mengganggu pola perilaku dan siklus hidup walang sangit.
Dengan mempertimbangkan aspek-aspek perilaku ini, petani dan peneliti dapat merancang pendekatan pengendalian hama terpadu yang lebih efisien dan ramah lingkungan.